Pages

Tuesday, July 14, 2015

SMP Negeri 13 Surakarta

Tuhan menghadirkan orang yang salah dalam hidup kita bukan berarti Tuhan menyuruh kita untuk melakukan kesalahan.. namun Tuhan menghadirkan mereka supaya kita tahu bahwa terkadang dalam hidup terdapat sisi lain yang berbeda dari pemikiran kita.

aku kembali terduduk di ayunan ini, ayunan yang telah lebih dari 15 tahun aku tinggalkan. tanganku menggenggam tiang penyangga dudukan. "masih dingin" , rasa yang selalu aku temukan setiap kali aku menyentuhnya. rasa dingin yang mampu membawaku kembali kedalam jutaan kenangan.
disini aku menjadi siapa diriku sendiri, bergumul dengan segala pikiran yang aku rasa tak ada yang mampu memahami selain diriku sendiri.aku menjadi raja di setiap lika liku pikiran dan hidupku.

sedikit tapi pasti tubuhku bergerak perlahan, mendorong kedepan dan kebelakang agar ayunan tua ku bergerak. kurasakan hembusan angin yang tak kalah dinginnya menyapu pipiku..
15 tahun yang lalu aku mengenalmu disini, Oktober 2001. Kau melihatku dan tersenyum begitu manisnya kepadaku, perlahan tapi pasti kaki mu melangkah menuju tempatku duduk.
Kau menyapaku...
"Hai" (sapamu kala itu) dan aku membalas dengan kata yang sama sembari tersenyum kepadamu "Hai"
"Namamu siapa?" lanjutmu sambil tanpa sungkan kau ulurkan tanganmu agar aku mampu menjabatnya
"..." aku menyebutkan namaku. entah karena memang saat itu hanya kita berdua yang ada di situ, kita menjadi dekat satu sama lain.. mengomentari apapun yang ada di tempat itu. tanpa canggung kita tertawa terbahak untuk hal-hal konyol yang terjadi.

waktu berlalu begitu cepat, tanpa kita yang mengatur aku dan kamu berada pada satu sekolahan yang sama. sekolah menengah pertama yang mengajarkan kita pelajaran Bahasa Inggris. hahaha terdengar lucu memang, karena pada jamanku pelajaran Bahasa Inggris memang baru di ajarkan pada sekolah menengah pertama.

kau duduk di sampingku, dan kita kembali tertawa.  Entah setan apa yang ada di otak kita hingga tiga tahun kita mampu melewatinya bersama, susah senang sedih bahkan kekonyolan-kekonyolan yang terjadi tidak membuat kita tercerai berai dari kata persahabatan.

teringat aku ketika kala itu engkau tanpa sengaja menginjak pecahan kaca, membuat bekas sayatan di kakimu. kau acting seolah-olah sayatan itu bukanlah luka yang berarti.. kau terus berjalan dan bercanda, hingga akhirnya bel ujian pun di mulai. karena abjad nama kita yang berdekatan, kau duduk selang satu kursi di hadapanku.  seperti biasa kepalamu dan kepalamu tak pernah berhenti tengok depan belakang hahaha..

aku ingat kau menengok kebelakang untuk mengatakan bahwa kau tak bisa menahannya . (yang ada dalam pikiranku kala itu adalah kau tak kuat menghadapi soal-soal ujian yang berat.hehe). namun ternyata aku salah, sejenak kemudian kau jatuh tersungkur di samping meja. kau pingsan.
luka di kakimu membuat tubuhmu panas dingin karena infeksi. Entah kenapa kala itu aku berteriak dan menangis takut terjadi apa - apa denganmu.

Yah.. sepenggal kisah yang sampai saat ini masih membekas erat di otakku, tanpa ada yang mampu menghapusnya.

No comments:

Post a Comment