Pages

Sunday, March 29, 2015

Antara Logika dan Kenyataan

Percakapan terjadi ketika suasana sedang sepi. iseng-iseng aku bertanya kepada salah satu pendukung bapak seberang yang kemarin dia mati-matian membela, hampir setiap hari menyanyikan lagu dukungan supaya kita memilih pasangan tsb.

A- aku
B- dia

A: "mba..bar dipimpin sekitar meh 9sasinan, piye nurutmu kepemimpinane bapak sing mbok pilih? kw kecewa g? akeh sing wes do kecewa loh mba"
(mba..setelah dipimpin sekitar 9bulanan,gimana menurutmu? kepemimpinannya bapak yang km pilih? km kecewa g? banyak yag uda kecewa loh mba)

B: "ora ca.. yen kecewa blas ora. pantang kecewa nang pilihan dewe ya."
(ngga ca..klo kecewa sama sekali ngga. pantang kecewa dengan pilihan sendiri)

A: "lah trus?"
B: "yo piye ya.. aku gur menyesalkan wae, kenopo sikappe ra tegas."
(ya gimana ya..aku menyesalan aja, kenapa sikapnya g tegas)

Saturday, March 14, 2015

Mereka mengaku Islam, tetapi kenapa mereka..??

Sambil mendengarkan lagu dari Chrisye :Ketika Tangan dan Kaki Berkata, sejenak terlintas satu tanya dalam hati, kenapa mereka mengaku islam tetapi bersikap seperti itu? bukan hanya membiarkan orang menghina dan menghakimi agamanya, bahkan seolah-olah mereka pun menjadi ikut `meragukan` keyakinan sendiri dan lebih mendukung adanya `liberal`

tidak kah mereka tahu bahwa saat ini, perkiraan semua yang terjadi di dunia ini telah ada dan tertulis di Al-Qur`an Al Karim


“Wahai kaum mukmin, ingatlah ketika setan menampakkan perbuatan sesat orang-orang kafir sebagai hal yang menyenangkan bagi mereka…” (Qs. Al-Anfal, 8:48).

kebohongan dianggap biasa, mencaci dianggap demokrasi berekspresi, dan penolakan terhadap syari’ah bahkan penistaan agama dianggap demokrasi berpendapat. hingga kaum muslim yang benar-benar berniat memberantas kemungkaran, malah dituding sebagai orang yang memperalat agama untuk tujuan tertentu,sok bersih atau bahkan sok suci.

Wednesday, March 4, 2015

Gelap


Mereka pernah meleburmu dalam panas dunia , pernah menghancurkan setiap tulangmu ,
merobek setiap lembar jiwamu dan melelehkan setiap gumpalan darahmu

kini mereka berusaha menyeretmu lagi kedalam lubang kegelapan tanpa memperdulikan isak tangismu yang memohon ampun atas setiap jengkal penyesalanmu

aku menggenggam  tanganmu lebih erat dari genggamanku kemarin
berharap kau mampu bertahan dalam pijakan kakimu agar tak terjerembab jatuh kedalamnya

"TUHAN BERSAMA KITA"
teriakku untuk menguatkanmu dalam bimbang jiwamu
meski teriakanku kali ini tetap tak mampu membukakan kelopak matamu
membangunkan separuh ragamu yang banyak orang katakan telah mati