Rasa benci yang ada, sudah mendarah daging dan tidak akan mudah dihapus begitu saja.
Benci berbalut kecewa, geli, bahkan ada rasa ingin menertawakan di dalamnya.
Dari sekian banyak rasa yang aku miliki karena segala tingkah polah dan sikap yang dia perbuat, aku menjadi iba.
Bukan ingin memeluknya, namun lebih kepada ingin melihat sejauh mana lagi dia bisa berbuat.
Sungguh dia sangat menyedihkan di mataku, berusaha begitu gigih hanya untuk memuaskan keinginannya.