Pages

Sunday, May 10, 2015

Kemarin, Sekarang dan entah Esok atau...

Tiga tahun tanpa terasa sudah aku lewati , berada di sini di tempat rantau..  semua rasa menjadi satu, ada bahagia karena selalu bersama kekasih hati. ada rasa duka karena harus berpisah dengan keluarga tersayang. ada juga rasa penasaran (akankah aku mampu menakhlukkan perasaan ingin pulang). karena tak jarang aku sering dihinggapi rasa "ini bukan tempatku, aku ingin pulang"

di balik itu semua, masih tersusun banyak sekali harapan yang belum tercapai.  siapa yang tidak ingin memiliki kehidupan sempurna?
(memiliki pasangan yang selalu setia, uang berlimpah dan anak sebagai penerus "trah" kita). Secara ideal orang pasti menginginkan tersebut. biarpun tak jarang ada orang yang memiliki pendapat bahwa pernikahan adalah sumber masalah atau gerbang terputusnya kebebasan. (tergantung sudut pandang masing-masing orang).

kemarin, aku selalu menggebu-nggebu ingin segera menuntaskan harapanku itu.. seiring dengan berjalannya waktu, aku merasa lelah. bukan karena fisik tetapi karena pikiran. sering uring-uringan karena merasa apa yang telah aku dapatkan tidak sesuai dengan apa yang aku harapkan. namun sekarang? aku ingin meraih nya secara perlahan dengannya. bukan karena aku merasa memiliki banyak waktu, tetapi karena aku kemarin kurang bersyukur. YA! aku kurang bersyukur. betapa kurang ajarnya aku kepada ALLAH SWT karena melupakan curahan rahmatnya memberi kami kesehatan, nafas dan kehidupan. Sekarang saatnya lah aku benar-benar ingin merasakan setiap moment proses menuju harapanku itu (dengannya)..

Tiada yang maha sempurna selain rencana ALLAH ta'ala.  ya.. itu lah yang saat ini benar-benar membuka mata hatiku. aku tidak harus selalu menyalahkan Suamiku yang masih rela terjebak di kota ini, aku tidak harus menyalahkan diriku sendiri kenapa aku belum juga di beri momongan, aku pun tidak boleh terus menyalahkan pernikahan ku kenapa membuat aku berada disini.
aku harus berdamai. *YA! aku harus berdamai dengan semuanya.

ALLAH adalah pemilik segala apa yang ada di muka bumi ini. betapa sombong dan angkuhnya aku jika terus-terusan merasa mampu menggapai harapanku. jika harapanku itu bisa aku raih dengan berlari, aku akan dengan kencangnya berlari.  tapi tidak.... ALLAH lah sang pemberi kehendak.

yang terpenting sekarang adalah aku dan suamiku indah menjalani hari kami, melupakan segala kenangan yang pernah melukai hati kami, kemballi bergandengan tangan untuk saling menguatkan, melangkah kedepan dan tidak lupa saling memberikan semangat , dorongan dan sesekali guyonan.. tiada yang lebih lucu selain menertawakan kebodohan kita selama hidup ini berjalan. Aku percaya, janjimu untuk selalu menjadikanku bahagia adalah nyata,

Ya. teruntukmu suamiku, terima kasih selalu menjadi penyemangatku, selalu menjadi pendamping hidupku, setiap hari, setiap jam, setiap menit bahkan setiap detik. tidaklah perlu kita hiraukan suara-suara sumbang yang menyakiti hubungan kita. cukup percayalah bahwa Allah bersama kita dan  kita mampu melalui ini semua. anggap lah mereka sedang mendoakan kita untuk segera mencapai harapan kita, entah itu esok, lusa, minggu depan, bulan depan atau kapanpun itu...aamiin



PS : I Love U Hani.

No comments:

Post a Comment