Pages

Thursday, January 25, 2024

'Termakan' Ucapan

Ya. Banyak dari kita ketika dihadapkan dengan amarah, mulut akan sekenanya berucap dan tidak banyak pula orang mengingatkan bahwa hati -hati dalam berucap, takut malaikat lewat.

Sepertinya istilah tersebut berlaku di aku yang beberapa kali, bahkan sering (kejadian) dengan segala ucapanku (mayoritas negatif) 😫


1. Ketika masih di bangku SMA aku pernah berucap bahwa 'enak kali ya kalau punya kampung halaman, mudik mulu' (ini terucap ketika setiap tahun melihat berita lalu lintas mudik, notabene aku yang lahir ceprot dan gede di kota S otomatis tidak pernah merasakan moment mudik)

apa yang terjadi?
sekian tahun kemudian, aku dipertemukan dengan lelaki dari kota J yang jaraknya 547KM dari rumah. Otomatis setiap tahun kami harus berburu tiket agar bisa mudik dan merayakan lebaran di kota S. 
hahaha.

Tapi itu semua sudah berlalu, sekarang aku sudah kembali menetap di kota S.

2. Aku pernah kepancing emosi dengan pasangan, saat itu mertua mengatakan 'jika tinggal di rumah ini (kota J) membuatku ga bisa punya anak, silakan keluar' hal ini memancing aku untuk berkata 'yauda mending ga punya anak aja sekalian'

dan apa yang terjadi? selama pernikahan kami, benar. Kami tidak memiliki keturunan, sampai akhirnya aku keluar dari rumah tersebut dan memiliki keturunan.

3. Ketika kuliah, aku pernah menolak kenalan dengan cowo hanya karena penampilan dia bermata sipit (keturunan chenes). Kala itu aku rasis mampus. 

dan apa yang terjadi?
aku dipertemukan dengan partner hidupku sekarang, pria bermata sipit yang tidak memiliki lipatan mata  (and yes. dia keturunan chenes) 😑

4. Aku pernah illfeel dengan orang-orang yang gampang berpindah agama, dan tidak suka berkenalan dengan pria mualaf apapun alasannya. 
tapi sekarang? yasudahlahya 😑

No comments:

Post a Comment