Pages

Wednesday, January 3, 2024

Manipulatif part II

Hayolooo... engga nyangka diem-diem ada yang baca coretan aku ya  Hahaha.

Jadi ceritanya setelah 2 hari sejak tulisan terakhir aku posting, ada beberapa rekan yang kirim pesan.

Dua diantaranya mengatakan bahwa, sifat manipulatif seseorang tidak bisa benar-benar dikatakan valid kalau kita tidak langsung bersinggungan dengan mereka.


Eits.. jangan salah. Gini-gini aku juga pernah ngerasain (sebutlah menjadi korban) keganasan sifat doi ya.

Okelah, langsung aku tulis dah. Biar kalian puas. (pijet jempol dulu biar afdol).

4. Tahun 2006 awal, aku masih duduk di kelas 3 SMA. Inget banget saat itu aku ikut les-les buat persiapan ujian sekolah sekaligus persiapan SNMPTN *tjieilaargh

aku terdaftar sebagai peserta les di lembaga inisial N. Sebutlah Ne*tron hahaha.
Pulang sekolahku dulu di jam 13.30 WIB, lanjut ekstra les sekolah sampai jam 14.30.

 Les di bimbel plat N dimulai jam 15.30WIB berakhir di jam 17.30 WIB (2 jam dalam satu sesi kelas).
Kebetulan jarak SMA ku dengan tempat les tidak terlalu jauh, dekat pula dengan stadion terkemuka yang ada di Solo.

Hari itu sepulang les sambil nunggu buka puasa aku sepedaan keliling stadion, eh tanpa sengaja aku papasan dengan doi yang lagi boncengan ama pacarnya.

Tegur sapa sesaat lah ya, tanpa fikir panjang aku langsung pulang.

Sesampai di rumah, belum markirin motor tiba-tiba bokap tanya.
B - Bokap
A - Aku

B: 'Dari mana kamu?'
A: 'Les lah..jadwal les aku'
B: 'Ga usah bohong' (tetiba nada bokap naik)
A: 'lah? kog bohong?' (sambil markirin motor dan jalan masuk rumah)
B: 'Ditanya, dari mana? Les apaan yang tempatnya nongkrong di stadion?'
A: 'Stadion?'
B:'Engga usah ngebantah. Di sekolahin mahal-mahal, les mahal-mahal, malah keluyuran' *plaaak (tau-tau ada remote tv mendarat di kepalaku)
anjaaai... sakit bat.. dan seingetku aku nangis. Bukan karena sakit ditimpuk remote, tapi lebih ke kecewa dan syock kena serangan+tuduhan mendadak.

Karena kondisi tidak memungkinkan untuk ngerespon lagi (daripada bokap makin ngamuk), yauda aku diam.

Ketika bokap sholat isya ke masjid, barulah mamak bilang

M- Mamak
M: 'kamu beneran les tadi?'
A: 'iyolah, kan ada bukti absen. Coba cek aja ke tempat bimbel'
M: 'Tadi si xxx nelpon ke rumah, diangkat bapak kamu. Dia bilang liat kamu di stadion. Makanya Bapakmu ngira kamu bolos'
A: 'Hah?' (pas denger ini, aku kaget banget asli. Bisa-bisanya doi nelpon ke rumah bokap karena papasan)

..

sekian detik otak bego-ku ngehank. tapi langsung paham
A: 'wait. bukankah si xxx (nama doi) les di bimbel juga? dan jadwal les dia jam 17.00 wib kan?' (tanyaku ke mamak)
M: 'iya. dia hari ini les jam 17.00 s.d 19.00WIB'
A: 'Lah.. berarti doi yang bolos dooooong bukan akuuu? orang aku ketemu dia papasan di jam mau buka puasa' (sianjink babik .. umpatku dalam hati)
M: 'iyo. makane aku diam aja. Aku tahu bokap kamu ke makan omongan dia. nanti aku info pelan-pelan'
A: 'diih.. enak amat kaya gitu, kepalaku uda benjol gara-gara mulut busuk dia. kenapa aku mesti diem?'
M: 'Udah nanti aku saja yang bilang ke bokap'


Kalau keinget kejadian ini, emosiku masih mendidih. Bisa-bisanya aku yang engga ada masalah apa-apa malah dikasih masalah.

Kocak banget anjir.. Dia yang bolos, dia yang ketakutan ketauan bolos, dia juga yang manipulasi keadaan seolah-olah aku yang bolos. Sakit tu orang.

Tuh salah satu contoh nyata yang kalian pertanyaakan, bahwa sifat doi udah merugikan diriku sendiri. hikh.

let me remind something. kaya-nya masih ada beberapa kejadian yang biang keroknya lagi-lagi doi dan aku yang kena getahnya.

Nanti aku update lagi ya. Sekarang saatnya siap-siap klaim koin orange dulu. Hahaha.

No comments:

Post a Comment