Pages

Saturday, January 20, 2024

Suami? Sebagai (support) system, atau (penghancur) mental?

Ketika tanpa sengaja, mata membaca sebuah thread yang mempertanyakan posisi suami dalam rumah tangga.

Apakah suami sebagai (support) system, ataukah malah menjadi (penghancur) mental?
Dua posisi peran yang sangat berbeda makna beserta hasil akhirnya.

Ada seorang istri bercerita bahwa dia pernah melontarkan pertanyaan terhadap suaminya. 
"Kalau seorang ibu dalam fase menyusui, apakah semua nutrisi makanan yang ibu cerna lari ke Asi? klo gitu si Ibu tidak memperoleh nutrisi atau gizi dari makanan yang dia makankah?"

lalu dengan entengnya sang suami memberikan jawaban bahwa 
"Pemikiran istrinya adalah pemikiran yang bodoh, termakan oleh stigma yang ada di lingkungan." menurut sang suami, tidak ada yang berbeda dari apa yang didapat tubuh seorang ibu menyusui dengan nutrisi dan gizi yang diubah menjadi asi. Sehingga jika ada seorang ibu memilih makan lebih banyak karena sedang menyusui adalah sebatas alasan wanita yang malas mencari tahu kebenarannya. 

membaca pertanyaan dan jawaban tersebut, aku cukup prihatin dengan sang Ibu. Satu sisi mungkin niat ibu tersebut ketika bertanya adalah supaya memperoleh semangat dari suami agar mengkonsumsi makanan yang bergizi dan tetap rutin makan biar supply asi untuk anak tercukupi, bukan dimentahkan dengan diberikan kalimat 'bodoh'.

Di sisi lain, pernyataan suami juga terlalu arogan dan sotoi. 
Mestinya beliau riset terlebih dahulu sebelum memberikan pernyataan yang menghancurkan telinga dan hati istrinya.

dikutip dari: https://fkm.unair.ac.id/busui-lebih-butuh-energi-daripada-bumil/

Ibu menyusui membutuhkan banyak energi daripada ibu hamil karena pada saat menyusui seorang ibu akan memproduksi ASI. Oleh karena itu, seorang ibu harus meningkatkan konsumsi terhadap makanan dan minuman yang bergizi sehingga akan sebanding dengan besarnya energi yang dikeluarkan pada saat tubuh ibu memproduksi ASI.

 Menurut Yaneli, Fikawati, Syafiq, dan Gemiliy (2021) berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) di Indonesia ibu menyusui membutuhkan energi sebesar 2650 kkal/hari lebih besar dibandingkan ibu hamil yang membutuhkan energi kurang lebih 2430 kalori/hari.


Sehingga kalau merujuk dari pertanyaan di awal tulisan, apakah suami sebagai (support) system, ataukah malah menjadi (penghancur) mental?
jawaban saya adalah Suami tersebut sebagai penghancur mental.

Semoga kita semua dijauhkan dari Suami yang demikian. Aamiin

No comments:

Post a Comment