Pages

Wednesday, March 26, 2014

Malaikat kecil itu anakku

Suara gaduh dari kamar sebelah membangunkanku, akh pastilah itu ulah dery. 

Anak lelakiku yang terlalu over pada umurnya, mampu berjalan dan memainkan sgala hal yang ada disekitarnya,dery berbeda dengan anak-anak lain sebayanya yang mungkin baru bisa mencoba berdiri.. Aku menggeliat diatas tempat tidurku  perlahan. Benar-benar waktu yang tidak tepat untuk membuka mata bagiku, sekarang jam 4.3oam. Baru 20menit aku memejamkan mata dan sekarang harus terbangun. 
Yah memang akhir-akhir ini waktuku habis didepan layar laptop,bergerilya dengan jutaan kalimat hanya untuk merangkai kisah suatu tokoh menjadi pangeran demi mengejar deadline, baru sebentar aku memutar pikiranku tentang kerjaanku, terdengar lagi suara gaduh dari kamar samping diikuti teriakan bi' sumi yang merasa kewalahan.


Teriakan kali ini, pastilah karna dery memporak porandakan alat gambar dari tempatnya.  Aku memaksakan diri membuka mataku perlahan dan lebih lebar dari sebelumnya, tanganku bergerak-gerak mencari dimana aku taruh ponselku.  "ini dia" gumamku, ketika akhirnya aku dapat menggenggam ponsel miniku.
Aku duduk ditepi tempat tidur, mengatur arwah-arwah jiwaku agar berkumpul kembali dalam kehidupan  sambil perlahan menggeser dan mengamati foto-foto dery diponselku"superhero kecilku.I luv u my son" Ucapku lirih.

Aku bangkit dan berjalan menuju kamar dery, terlihat jelas bahwa dia dalam masa pertumbuhannya sedang asyik berkarya, meskipun banyak orang mencemooh dengan bilang anakku anak aneh tanpa ayah dalam hidupnya dan anak aneh yang hyperaktif dalam pembawaannya. Aku tak perduli.. Tak kuperdulikan orang-orang yang tak memahami seberapa besar banggaku pada anakku. toh mereka tidak menghidupiku dan dery, dery tumbuh atas jerih payahku sendiri tanpa bantuan dari lelaki manapun.

aku tersenyum mendapati dery duduk dilantai membelakangiku,terlihat diseberang sana dia sedang asyik bermain dengan pensil warna dan kertas gambarnya. . . .
Dery memutar kepalanya dan tersenyum kepadaku,senyum yang mampu memusnahkan jutaan rasa lelahku.
sekarang Aku lihat dia tertatih-tatih mencoba berdiri dan berjalan ke arahku, bagi anak lain mungkin jarak antara aku berdiri dengan tempat dery berkarya hanya 5 kali tapak kaki, namun tidak untuk dery jagoan kecilku. Bagi dia,butuh perjuangan ekstra untuk dapat menghampiriku dan menunjukkan hasil karyanya padaku.Ya, ketika dery lahir,dokter telah memberikan pengertian padaku bahwa dery mengidap suatu penyakit. Kaki kirinya tak bisa tumbuh normal dan seimbang seperti kaki-kaki anak seusia dia lainnya.Meski begitu ,perkembangan otak dn saraf motorik dery boleh diacungi jempol,karna dia termasuk anak yang cerdas.. Bila tidak,mana mungkin meja dipojok ruangan itu penuh dengan piala-piala lomba gambar hasil coretan tangan kidalnya..

Sentuhan tangan dery membuyarkan lamunan ku.. "maa...Maa.." ucapnya sambil tersenyum memberikan hasil karyanya.. Dengan bangga aku menerima pemberian anakku.. Aku bangga dengan anakku, dia berusaha menggambar sosokku yang sedang menggamit tangannya,meski dalam gambar itu proporsi kepalaku lebih besar dari tubuhku.. Aku tetap bangga. Coret-coretan gambar yang mungkin bagi orang lain bakal dinilai coretan sampah, tapi tidak bagiku. Untukku segala coretan dery adalah maha karya terindah. .
Aku memeluk anakku dengan penuh sukacita,"nak,mamah bangga ma kamu.Dery jadilah anak yang berbakti ya." dan dery menatapku penuh damai kemudian memberikan ciuman sayang dipipiku dan berucap "Dery sayang mamah"

sejenak aku teringat banyak di luar sana mereka yang memiliki kekurangan justru menghasilkan karya yang sejuta kali lebih indah dari mereka yang memiliki apa yang tidak mereka miliki...



asian para games adalah ajang olahraga dua tahunan yang diadakan setelah Pesta Olahraga Asia Tenggara (SEA Games) untuk atlet-atlet yang mengalami cacat fisik (difabel).





secuil pesan dari ku :
Jangan pernah kalian meremehkan kekurangan seseorang ,
 boleh lah mereka tidak sempurna dalam fisik
namun ingat lah satu hal bahwa tiada yang paling sempurna selain ALLAH SWT

Solo, 16 september 2009 

No comments:

Post a Comment