Pages

Saturday, July 10, 2010

Demi senyummu ibu


Malam semakin larut membentangkan langit yang semakin gelap, aku menutup kembali layar pc ku, berusaha memejamkan mata dan membuang segala apa yang baru saja aku lihat. aku bukanlah orang sempurna yang bisa menahan segalanya. kau masih bersamanya dan membiarkan aku hatiku dan hati orang tuaku terluka. membiarkan seolah pisau tajam itu benar-benar menyayat hati. membuat luka lama yang dulu berusaha aku keringkan kembali memerah dan mengeluarkan jutaan rasa perih.
kau tetap berdiri diatas egomu, menggamit tangannya dan memberikan sebuah moment untuk membiarkan dia mengecup mesra dahimu. kau buta (ingin aku memakimu secara langsung).


Aku ingin memakimu karena kau selalu membiarkan aku dan keluargamu bersimpuh memohonmu untuk kembali.. kau tetap membiarkan Ibu ku selalu berurai air mata kala beliau menyebut namamu dan tak berhenti menyebut namamu kala Ibu menginginkan kamu berada dalam pelukannya. (kau memang buta) dan aku memang ingin benar-benar memakimu karena ini!

kau membiarkan aku adikmu berjalan tertatih untuk mengajarkan pada adik kita tentang arti "menghormati"
kau melepaskan tanggung jawabmu atas nama "ketidak pedulianmu" untuk tetap berlalu pergi dengannya.
aku tak memahami sebenarnya apa yang ingin kau cari??
cinta?? kasih sayang??pelukan hangat atau hanya kebahagiaan semu??bila memang cinta yang kamu inginkan. aku rela menutup hatiku hanya untuk membawamu kembali ke keluarga ini dan membiarkan cinta ini tidak terbagi, kasih sayang?? kau menuntut kasih sayang?? bila itu yang kamu inginkan, aku akan membiarkan bunda melepasku dan memelukmu. hanya memelukmu.
pelukan hangat??kau menuntut pelukan hangat darinya tidak dari kita yang menyayangimu, kau membutakan mata demi rasa yang selama ini kau perjuangkan dan aku tak tau rasa apa yang kau sebut cinta bila seperti ini adanya.kebahagiaan semu??kau menginginkan kebahagiaan semu??apa artinya kebahagiaan semu yang kau dapat selama ini bila kau hanya membuat bunda menangis dan terisak didalam kamar beliau.

*aku ingin membunuhnya*

kau tak pernah tau seberapa besar keinginanku ini, aku ingin membunuhnya dan menyeretmu kembali dalam pelukan bunda. aku rela menjadi pembunuh untuk satu alasan
satu alasan berarti dalam hidupku









-aku ingin melihat senyum Ibu kembali-

No comments:

Post a Comment