Pages

Sunday, October 28, 2012

Engkaulah pemberi luka itu

*ketika aku menjadi aku, bukan menjadi kamu ataupun dirinya.


Hmmh... ya. aku memujamu, aku memujamu bahkan selalu memujamu dalam setiap detak jantungku
aku memujamu karena tanpa kau sadari kau telah membangunkanku dari setiap ketidak percayaanku atas lelaki
aku memujamu dalam setiap derap langkahmu yang berlalu begitu saja di depanku
aku memujamu dalam setiap tatapan mata yang tidak pernah kau tujukan kepadaku
dan aku tetap memujamu untuk setiap suara yang kau keluarkan untuk menyapa mereka, bukan untukku.
ya dan aku tetap memujamu atas semua itu, memujamu dalam setiap waktu, memujamu dalam setiap bulan yang tanpa kusadari telah berganti tahun ketiga dalam relungan pujaan hatiku padamu

aku tak pernah menghayalkan apa yang aku puja menjadi nyata bahkan menjadi cerita cinta yang mengharukan , tak bermimpi pula bahwa apa yang aku lakukan suatu hari nanti bakal menjadi nyata seperti cerita dongeng yang selama ini sering aku baca.  

5hari yang lalu, kau ucapkan ribuan pujian padaku, mengatakan bahwa selama ini kau pun memendam rasa dan pujaan yang sama kepadaku. 
ingin menggenggam tanganku dan membawaku menyusuri jalan setapak ini bersama dan ingin mengenalku jauh melebihi orang tuaku mengenalku. 

kalian pasti mampu membayangkan apa yang 5hari lalu aku rasakan? benar. aku bahagia, bahkan untuk memaksa sesuap nasi masuk ke dalam mulutku pun aku merasa mual karena terlalu bahagianya. aku merasakan bahwa duniaku berputar begitu cepat dengan tiba-tiba menerbangkanku ke langit ke tujuh. 
dalam langkah pagiku aku awali dengan senyum termanisku atas ucapannya. senyum termanis seorang remaja perempuan yang sedang dimabuk kasih. menganggap bahwa ini semua adalah akhir dari penantianku dan membiarkan hari berlalu menjadi bulan bahkan menjadi tahun dalam putaran tahun pertama kita.

Dan kali ini
Kau ucapkan jutaan makian padaku tanpa aku tau apa salahku, kau tak pernah mengyinggung kata pisah namun kau menyiratkan kata itu dalam setiap makianmu.

Aku menanyakan pisah dalam relung hatiku
Apa salahku?
Apa khilafku?
Dan kau tak mampu menjawabnya

Hanya dalam ketikan jarimu
Kau menyatakan “maaf aku mencintaimu satu tahun ini hanya untuk memberikan kebahagiaan sementara padamu, mungkin ini menyakitkan, tapi inilah kenyataannya”

aku terdiam dan membisu, aku bersyuku siang itu tak ada tetesan air mata yang jatuh untuk menangisinya..
aku hanya mampu membisu dalam diamku dan membiarkan buliran hati ini berbicara pada jiwa kecilku

aku tau hati kecilku didalam sana tak setegar kehadiran ragaku
aku tau aku terluka namun tak pernah kubiarkan
aku meneteskan air mataku untuk pria yang untuk kali ini menjatuhkanku begitu dalam.
aku menarik nafas dalam dan mencoba mengaitkan kepingan kekuatanku untuk bertanya
"apa maksud semua ucapan kamu?"
dan dengan tenangnya kamu menjawab
"aku tau kau memujaku selama beberapa tahun ini, teman-temanku tahu bahkan semua orang tau. padahal kau tak pernah mengucapkan satu kata pun kepada mereka tentang perasaanmu kepadaku.. aku tak ingin membuatmu hancur dengan langsung mengatakan "hei girl, i dont like you and i never can be your boyfriend please wake up huh". tidak.. aku tidak akan mengatakan hal bodoh macam itu."
"lalu?" (tanyaku)
"aku tetap akan menjadi pria sejati yang ingin tahu, seberapa besar cintamu padaku bahkan aku pun ingin membuktikan apakah yang teman-temanku katakan benar adanya. and i get it, you love me to much,and i appreciated it. but it's all about real love girl. i don't get any feeling with you. wherever we go in the one year, there is nothing special to me. i need more than this feeling. and i know i 'll find that in another girl, not in you"

*aku memejamkan mataku, menutup kedua gendang telingaku dan segera cepat berlalu dari ragamu.
hasrat benciku membahana dalam naluri jiwaku
cinta yang selama ini aku puja berbalik menjadi duri yang menusuk dan menikamku hingga aku ingin membunuhmu dalam setiap untaian doaku, aku berharap tangan kecilku inilah yang mampu mematahkan jari jemari kecilmu itu.












  • terima kasih untuk semua yang telah km berikan dalam hidupku, kau tak lebih  baik dari mereka yang pernah singgah dihatiku ,meski kau berkata “aku berbeda dari mereka” tapi semua sikapmu kali ini telah menunjukkan padaku, engkau lebih hina dari mereka.

Dengan mereka ketika aku terluka aku masih mampu menangis karnanya, tapi tidak denganmu.
Rasa sakitku terlalu dalam hingga untuk meneteskan air mataku pun aku tak sudi.
GO TO HELL RHO.

No comments:

Post a Comment